Monday, August 12, 2013
Lima Pengakuan Mengejutkan Pembunuh Sisca Yofie
Lima Pengakuan Mengejutkan Pembunuh Sisca Yofie - Kepolisian terus melakukan penyelidikan terhadap pelaku pembunuhan Branch Manager di PT Verena Multi Finance Tbk, Sisca Yofie, di Bandung pada Senin 4 Agustus lalu. Wanita berusia 30 tahun itu tewas setelah dibacok dan diseret hingga sedikitnya 500 meter oleh dua pelaku yang menggunakan motor Suzuki Satria.
Teranyar, satu orang yang mengaku sebagai pelaku, berinisial A tiba-tiba menyerahkan diri ke pihak kepolisian di Bandung Sabtu kemarin. Dari hasil penyelidikan dan keterangan yang dilakukan polisi terhadap A, satu pelaku lainnya berinisial W juga berhasil diringkus oleh pihak kepolisian pada Minggu (11/8).
Dari pengakuan A itu pula, banyak terungkap beberapa fakta mengejutkan. Berikut 5 pengakuan pelaku pembunuhan Sisca Yofie.
1. Pelaku tak berniat membunuh
Polisi terus melakukan pengembangan setelah berhasil mengamankan dua pelaku yang mengaku sebagai pembunuh Sisca Yofie, yakni A dan W. Dari hasil pemeriksaan dan interogasi yang dilakukan oleh petugas, muncul beberapa fakta mengejutkan terkait motif pembunuhan Sisca.
A mengaku tidak berniat untuk membunuh wanita 30 tahun itu. A dan W hanya ingin menjabret barang mewah Sisca ketika dara cantik itu hendak masuk ke halaman rumah kosnya.
Selama 6 hari pelariannya setelah melakukan pembunuhan itu, A banyak bercerita dengan keluarga tentang kronologis kejadian hingga menewaskan Sisca itu. A mengaku pembunuhan itu terjadi karena ketidaksengajaan.
"Itu enggak sengaja," ungkap kerabat A, kepada wartawan di Mapolrestabes Bandung, Minggu (11/8).
Dalam peristiwa itu, A juga mengaku hanya sopir yang diminta mengendarai motor. Sedangkan W, pelaku yang ditangkap di Ciranjang itu, sebagai eksekutor.
"Otaknya itu si W. A enggak tahu apa-apa," tambahnya.
Masih menurut kerabat A yang enggan disebutkan namanya itu, sebenarnya, saat itu A dan W sudah melintasi Sisca yang sedang membuka pagar kos-kosannya. Tapi saat itu, W meminta A memutar balik motor untuk melancarkan aksinya.
"Nah dari sana, tiba-tiba si W ngejambret, dan meminta si A memacu motornya," ujar dia.
2. Pelaku tak menyeret Sisca Yofie
Pelaku pembunuhan terhadap Sisca Yofie, berinisial A juga membantah jika telah menyeret wanita berusia 30 tahun itu setelah melancarkan aksi kejahatannya. Menurut A, Sisca secara tidak sengaja terseret karena rambut panjang wanita itu tersangkut di gir motor yang digunakan saat menjambret.
Menurut cerita A kepada kerabatnya selama melakukan pelarian, saat itu A dan W sudah melintasi Sisca yang sedang membuka pagar kos-kosannya. Tapi saat itu, W meminta A memutar balik motor untuk melancarkan aksinya.
"Nah dari sana, tiba-tiba si W ngejambret, dan meminta si A memacunya motornya, nah saat itu pas mau belok, si A ngerasa motor berat, pas lihat ke belakang ada Sisca keseret, rambut Sisca ngelilit di gir," jelas dia.
Dia melanjutkan, karena rambut Sisca tidak sengaja terlilit sehinga terseret, keduanya semakin panik. W pun meminta A mempercepat laju motor mereka.
"Tapi W bilang terus saja," tambahnya.
3. Pelaku membacok untuk melepas rambut Sisca
Pelaku pembunuhan Sisca Yofie membenarkan jika telah melakukan pembacokan terhadap dara cantik berusia 30 tahun itu. Namun, pelaku membantah jika pembacokan dilakukan untuk membunuh korban.
Menurut keterangan kerabat pelaku berinisial A, aksi pembacokan yang dilakukan W sebagai eksekutor itu dilakukan secara terpaksa. Sebab, rambut panjang Sisca tersangkut di gir motor sehingga mengharuskan pelaku untuk memotong rambut korban dengan golok.
Karena panik rambut korban tersangkut, W memerintahkan A untuk terus menggeber motornya. Terjadilah peristiwa horor itu. Tubuh Sisca diseret 500 meter melewati jalanan menurun yang kondisinya penuh lubang.
Menurut A, W pun bukan mau membacok Sisca dengan golok. W hanya mau memutus rambut Sisca yang tersangkut di gir motor.
Tapi polisi tak mau dengan mudah mempercayai keterangan pelaku. Mobil Sisca yang menyala tak diambil, begitu juga dengan handphone dan perhiasan Sisca.
4. Sebelum membunuh, pelaku berniat cari sumbangan 17 Agustusan
Dua orang yang diduga terlibat insiden tewasnya Sisca Yofie kini sudah dalam pengamanan kepolisian. Keduanya merupakan paman dan keponakan yang tinggal tidak jauh atau sekitar 1 km dari rumah kos korban.
Menurut pengakuan Ahri (65), ayah dari W atau kakek A, saat kejadian, kedua pelaku awalnya akan meminta sumbangan buat perayaan 17 Agustusan. Namun, Ahri kaget saat mendengar cerita cucunya yang mengaku terlibat penjambretan.
"Mereka tinggal di sini (seatap). Anak saya (W) dan cucu saya (A) itu mau ambil sumbangan buat kegiatan 17 Agustusan. Tapi ternyata pulangnya malah jadi jambret," kata Ahri di dirumahnya, Minggu (11/8).
Ahri menjelaskan jika penjambretan tersebut berawal dari ide W yang melihat korban tengah sendirian dan menenteng sebuah tas.
"Sudah agak jauh dari posisi rumah kos korban, tapi anak saya (W) nyuruh cucu saya (A) balik lagi dan langsung ngejambret," ucapnya menirukan A.
5. Setelah bunuh Sisca, pelaku galau sampai tak bisa makan
Setelah sempat buron selama 6 hari usai membunuh Sisca Yofie dengan menyeret dan membacok dara berusia 30 tahun itu, salah satu pelaku berinisial A mengaku galau dan tak bisa makan selama tiga hari.
Hal itu terungkap setelah orangtua pelaku W yang juga kakek dari pelaku A, Ahri (65), bercerita tentang kejadian tersebut.
"Setelah kejadian itu, cucu saya (A) tiga hari enggak makan. Seperti orang linglung (bingung). Ia mondar-mandir enggak jelas, makan pun tidak," ucapnya saat ditemui di kawasan Sukamulya, Kecamatan Sukajadi, Minggu (11/8).
Melihat gerak gerik cucunya yang tidak biasanya, Ahri mencoba berbincang dan menanyakan keadaan cucunya tersebut. Dari sana terungkap bahwa kegelisahan cucunya karena terlibat penjambretan bersama pamannya atau anak Ahri, W.
Mendengar cerita A, Ahri langsung menyarankan cucunya untuk menyerahkan diri ke kantor polisi Sukajadi. Ahri mengatakan, usai mengetahui kejadian itu, W yang merupakan anak keduanya dari enam orang anak ini sudah pergi mengendarai motor yang digunakan untuk kejahatan.
[ sumber ]
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment